Kepala Dinas Perdagangan Kota Surakarta Heru Sunardi (ANTARA/Aris Wasita), Selasa, 7 April 2020 10:36 WIB
Solo (ANTARA) – Dinas Perdagangan Kota Surakarta menyatakan sejauh ini aktivitas pasar tradisional di Kota Solo terus turun menyusul merebaknya Covid-19.
“Kalau penurunan jumlah pengunjung saya sudah mendengar, kata pedagang sampai 30 persen tetapi kami belum mengadakan survei terkait hal itu,” kata Kepala Dinas Perdagangan Kota Surakarta Heru Sunardi di Solo, Selasa.
Untuk menyiasati penurunan penjualan atau transaksi di pasar tradisional tersebut, dikatakannya, sejumlah pedagang lebih memilih untuk melayani penjualan dengan mengantar langsung ke rumah pelanggan.
“Mereka memanfaatkan fasilitas telepon atau WA untuk kemudian mengantarkan barang ke rumah pembeli. Itu cukup efektif untuk menyiasati penurunan transaksi di pasar,” katanya.
“Memang ada beberapa barang yang harganya naik, seperti gula pasir dan telur ayam. Bahkan gula pasir saat ini harganya menjadi Rp18.000/kg,” katanya.
Meski demikian, ia memastikan kenaikan tersebut bukan merupakan dampak dari penyebaran Covid-19. Menurut dia, kenaikan harga sudah terjadi sejak jauh hari sebelum masuknya wabah tersebut ke Indonesia.
“Kami juga masih mencari tahu penyebab kenaikan harga ini,” katanya.
Mengenai komoditas telur ayam, sebelumnya, Pinsar Petelur Nasional (PPN) Kota Surakarta mengeluhkan sulitnya mendistribusikan barang ke pasar-pasar tradisional.
“Kondisi seperti ini membuat kami cukup sulit melakukan distribusi barang ke pasar-pasar,” kata Sekretaris PPN Surakarta Heru Santoso.
Ia menilai terkadang distribusi barang di pasar-pasar tradisional selama kondisi ini terkesan berlebihan.
“Kadang-kadang ada yang pembatasannya over, berlebihan. Misalnya, mobil tidak bisa keluar masuk. Kalau sudah seperti ini susah,” katanya.
Akibatnya ada penurunan jumlah distribusi barang hingga 50 persen. Sebagaimana diketahui, pada kondisi normal jumlah telur ayam yang didistribusikan di pasar-pasar tradisional di Kota Solo sekitar 30 ton/hari.