Batasi Interaksi Kerumunan, Warga Solo Didorong Belanja via Online

05 MEI 2020, 15: 59: 21 WIB | EDITOR : PERDANA
Sosialisasi belanja via online selama masa pandemi Covid-19 digalakkan pemkot untuk mencegah interaksi warga lebih intensif. (ARIEF BUDIMAN/RADAR SOLO)

SOLO – Pasar tradisional menjadi salah satu lokasi yang masih berpotensi membuat masyarakat berkerumun. Mengurangi hal tersebut, pemkot menyarankan kepada masyarakat agar berbelanja secara online atau daring (dalam jaringan).

Kepala Dinas Perdagangan Kota Surakarta Heru Sunardi menjelaskan, proses jual beli di pasar tradisional masih dilakukan secara konvensional. Pedagang menggelar dagangan kemudian pembeli datang. Hal itu menjadikan anjuran pemerintah agar masyarakat menjaga jarak tidak efektif dilakukan.

“Untuk mengurangi interaksi secara langsung itu, kita hari ini (kemarin) launching belanja ke pasar secara online (daring). Masyarakat dari rumah bisa memesan lewat aplikasi,” katanya, Senin (4/5).

Menggandeng salah satu aplikasi penyedia layanan antarbarang, pemkot berharap masyarakat dan pedagang sama-sama mendapatkan keuntungan. “Masyarakat tetap di rumah, pedagang juga dagangannya terjual. Teknisnya nanti masyarakat memesan lewat aplikasi kemudian pihak aplikasi akan membelanjakan sesuai dengan pesanan dan diantar sesuai alamat pembeli,” terang dia.

Heru menyebut, pembelanjaan daring dapat dilakukan di seluruh pasar tradisional di Kota Surakarta. Dengan sistem ini, pemkot berharap interaksi langsung antara pedagang dengan pembeli dapat berkurang. Sementara itu pedagang tidak sepenuhnya mendukung langkah pemkot.

Suyatmi, pedagang Pasar Gede mengatakan, jual beli secara daring akan banyak merugikan pembeli. Sebab, mereka tidak dapat memilih barang sesuai dengan keinginannya.

“Sama-sama membeli pisang kan berbeda kalau lihat langsung. Kalau difoto juga hasilnya beda dengan aslinya,” katanya.

Bila tetap menggunakan sistem daring, perempuan 42 tahun itu berharap tidak ada komplain dari pembeli. (irw/bun/ria)

(rs/irw/per/JPR) – RadarSolo