Belanja di Pasar Tradisional Bisa Nontunai

SOLO-Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Solo melanjutkan program digitalisasi pasardengan sistem jual beli nontunai. Pasar Kadipolo dan Pasar Gede mengawali program tersebut disusul 40-an pasar tradisional lain. Kepala Disdag Solo, Heru Sunardi, mengatakan retribusi pasar nontunai sudah dilakukan di 17 Pasar.

“Nanti pembayaran retribusi di 44 pasar seluruhnya menggunakan metode pembayaran nontunai. Kami mengawali di pasar gede dan pasar kadipolo, semua pedagang harus menyiapkan digitalisasi untuk transaksi nontunai. Sehingga apabila ada konsumen atau pembeli datang ke pasar itu, mereka ada pilihan mau bayar tunai atau nontunai, ” kata dia, kepada wartawan, Minggu (9/5/2021).

Heru mengatakan apabila pedagang membiasakan pembayaran nontunai, maka perlahan mereka akan beralih lantaran kepraktisannya. terlebih, pedagang kerap menerima uang nominal besar namun tidak memiliki kembalian. Salah satu pembayaran nontunai nya adalah melalui QRIS atau Link Aja dan sejenisnya. “Apapun namanya dengan digitalisasi uang’kan tetap langsung masuk ke rekening dengan aman, “imbuh Heru”.

Di Pasar Kadipolo, seluruh pedagang diminta memasang petunjuk pembayaran nontunai dan mengarahkan pembeli untuk menggunakan gerbang pembayaran tersebut. Lewat transaksi nontunai, ia ingin pasar tradisional ikut di kunjungi anak-anak muda. “Kemudian kita bisa melihat perkembangannya bagaimana. Di Pasar Gede, kami sudah kerja sama BRI dan Bank Jateng. Efektif atau tidak kita lihat beberapa tahun ke depan. Tapi, kalau tidak dimulai dari sekarang pasti ketinggalan,”ucapnya.

Heru mengakui tidak sedikit pedagang yang belum familiar menggunakan metode tersebut. Namun, ia berharap pedagang bisa beradaptasi. Pasar Kadipolo menjadi proyek rintisan yang diaharapkan 75% dari total 224 pedagang  menawarkan sistem pembayaran nontunai. Sebelumnya,  pembayaran retribusi  pasar tradisional pernah mengalami kendala lantaran alat penarik retribusi elektronik atau Tap Reader Machine (TRM) rusak. Kejadian itu terjadi di Pasar Klewer pada akhir 2019 lalu.

Mariyana Ricky P.D-Koran Solo

Burhan Gatot/11 Mei 2021/Solopolitan