
PASAR KLIWON
Namanya mengingatkan kita pada salah satu nama hari pasaran yang berlaku di masyarakat Jawa.
Mungkin pada awalnya, pasar ini hanya ramai di hari pasaran kliwon. Boleh jadi, nama kampung dimana pasar ini berdiri juga mengadopsi dari namanya, Pasar Kliwon. Pasar ini melengkapi pasar lainnya di kota Solo yang juga menggunakan nama pasaran seperti pasar Legi dan Pasar Pon. Bisa jadi, dulunya juga ada Pasar Paing dan Pasar Wage.

PASAR PANGGUNGREJO
Pasar Panggungrejo terletak di kelurahan Jebres, kecamatan Jebres, tepatnya di belakang Universitas Sebelas Maret (UNS). Pasar ini dibangun untuk menampung sekitar 200 PKL yang sebelumnya menggelar dagangannya di sekitar kampus UNS. Pasar yang dibangun sekitar 2 tahun ini dilengkapi dengan 211 kios di atas lahan seluas 1.300 m2.
Pemerintah kota Surakarta meresmikan penggunaan pasar ini pada tanggal 29 Desember 2009.
Selain untuk tempat usaha eks PKL di sekitar kampus UNS, pasar Panggungrejo diproyeksikan sebagai pusat perdagangan buku-buku bekas. Seperti halnya pasar Klithikan Notoharjo, PKL yang bersedia dipindahkan ke pasar ini juga tidak dipungut biaya kecuali membayar retrebusi pasar sebagaimana layaknya pedagang di pasar tradisional. Meski perkembangannya belum menggembirakan, pasar ini terus dipromosikan dan terus dievaluasi pengelolaannya agar terus meningkat.

PASAR HARJODAKSINO
Pasar yang terletak di Jl. Kom. Yos Sudarso, kecamatan Serengan, kelurahan Danukusuman kota Surakarta ini diresmikan pada tanggal 15 Juni 1987.
Pasar Hardjodaksino ini menempati lahan seluas 7.700 m2 yang menyediakan kebutuhan pokok sehari-hari dan juga menyediakan
berbagai barang kebutuhan untuk upacara perkawinan.
Pasar tersebut pada awal dibangun merupakan pindahan dari pasar Gemblegan yang berada di bekas terminal bus Gemblegan, dan juga merupakan pasar induk dari pasar Dawung dan pasar Gading.
Pasar Hardjodaksino ini seiring dengan berjalannya waktu telah mengalami peningkatan dalam sistem pengelolaan pasar dan fasilitas pasar seperti air bersih, listrik, kamar mandi dan pengelolaan sampah pasar yang baik.

PASAR LEGI
Keseimbangan Ekonomi dan Religi
Pasar Legi Solo dibangun kali pertama oleh Raden Mas Said alias Pangeran Sambernyawa, yang juga penguasa pertama Praja Mangkunegaran, KGPAA Mangkunagoro (MN) I, di era 1750-an.
“Selepas dinobatkan menjadi Mangkunegara I (MN I) dan diberi wilayah kekuasaan, hal pertama yang dikerjakan RM Said ialah mendirikan pasar serta masjid,” terang sejarawan Solo, Heri Priyatmoko, dalam artikel berjudul “Menyelamatkan Pasar Legi” yang dimuat di Harian Umum Solopos, 31 Oktober 2018 lalu.
JAM KERJA KANTOR
GOOGLE MAPS
Komplek Balaikota, JL. Jenderal Sudirman, No. 2, Kp. Baru, Kec. Ps. Kliwon, Kota Surakarta, Jawa Tengah 57133